Hari Jadi Kabupaten Langkat Sumatera Utara, Sebuah Interpretasi Merawat Toleransi Keberagaman

Author : Dina Ika Sintia

Sumatera Utara adalah daerah multikultural yang sangat tinggi akan keberagaman dan toleransinya. Heterogenitas adat istiadat, agama, dan budaya turut menjadi bingkai pelangi Sumatera Utara. Berbicara mengenai Sumatera Utara tidak pas rasanya jika tidak berbicara mengenai keberagaman budaya yang menjadi warna-warni provinsi ini.

Toleransi antar sesama di provinsi Sumatera Utara juga sangat terasa di tengah-tengah masyarakat dan patut diancungi jempol. Bagaimana tidak? Walau berada dilingkaran perbedaan, masyarakat Sumatera Utara tetap hidup berdampingan dan saling menghargai. Semboyan Bhineka Tunggal Ika (Berbeda-beda tapi tetap satu jua) sudah mendarah daging pada masyarakat Sumatera Utara, sehingga semua masyarakat dapat hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan walaupun berada dalam sebuah komunitas yang majemuk dan beragam.

Setiap daerah di Sumatera Utara memiliki cerita tersendiri dalam merawat  toleransi dan merajut keberagaman. Kendati demikian, penulis akan berbagi cerita  mengenai sebuah daerah kecil yang mengajarkan arti toleransi agama, suku, kebudayaan, dan cara masyarakat dalam merajut dan memperkokoh keberagaman.

Kabupaten Langkat Sumatera Utara, daerah kecil sejuta pesona yang memliki beragam kesenian dan kebudayaan yang membuat masyarakat bersatu padu untuk tetap mempertahankan keberagaman tanpa adanya pecah-belah perihal perbedaan. Gelanggang perbedaan sangat terasa di bumi Melayu ini, beragam etnis seperti Karo, Melayu, Mandailing, Batak, Pakpak, Simalungun, Aceh, Minang, Banten, Jawa, India, dan juga Tionghoa juga menambah pelangi di bumi langkat walaupun berbeda-beda masyarakat tetap menjunjung persatuan dan toleransi.

Hari Jadi Kabupaten Langkat : Defenisi Merajut Keberagaman

Berbagai tarian dari beragam budaya disatukan dalam persembahan tari pada acara Hut Kab. Langkat/ sumber : Youtube

Per-17 Januari, Kabupaten Langkat merayakan hari lahirnya bumi Melayu yang penuh keberagaman dengan tetap saling menghargai perbedaan satu sama lain. Semboyan Bersatu Sekata, Berpadu Berjaya juga turut andil dalam segala kegiatan baik menyambut bahkan merayakan hari bersejarah bumi Langkat.

Menepis ingat, sedari saya duduk di Sekolah Dasar pengenalan keragaman akan budaya sudah sangat terasa, dimulai dari ruang lingkup pertemanan yang heterogen dan juga tentang kegiatan-kegiatan merajut keberagaman lainnya. Salah satunya dalam rangka menyambut dan memeriahkan hari jadi  Kabupaten Langkat. Suatu konsep Berbeda Tetap Bersama dalam bersatu padu untuk menyulam dan merajut keberagaman.

Sudah menjadi tradisi Kabupaten Langkat dalam menyambut hari bersejarah bumi melayu itu, tidak pernah tertinggal pemerintah membuat peraturan bahwa tepat pada 15 Januari seluruh elemen masyarakat terutama para aparatur pemerintahan kabupaten Langkat wajib untuk mengenakan pakaian adat dari suku masing-masing. Hal ini bertujuan untuk memupuk sikap saling toleransi dan menumbuh kembangkan rasa cinta akan budaya sebagai sikap peduli akan kearifan lokal.

Sudut pemandangan yang indah ketika guru-guru dan para murid termasuk saya bersekolah dengan mengenakan pakaian adat dari suku masing-masing. Ada yang mengenakan adat Jawa, Batak, Karo, Melayu, Mandailing, Aceh dan yang lainnya. Sungguh kesejukan mata yang indah ketika semua perbedaan bersatu dengan sikap saling menghargai.

Di mana Bumi Dipijak, Di Situ Langit Dijunjung, sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk yang memiliki sikap menghargai perbedaan haruslah menghormati adat istiadat dimana tempat tinggal kita. Sejalan dengan hal ini, pemerintah Kabupaten langkat juga membuat suatu peraturan pemerintah dalam memeriahkan hari jadi Kabupaten langkat, kendati demikian tepat pada tanggal 17 Januari dimana Kabupaten Langkat lahir sesuai dengan peraturan pemerintah bahwa seluruh elemen masyarakat terutama para aparatur pemerintah wajib menggunakan pakaian adat melayu. Sejalan dengan hal ini, baik masyarakat dari suku apapun tetap menggunakan pakaian adat Melayu tanpa ada gesekan atau sikap diskriminasi yang bisa menyebabkan perpecahan antar sesama. Hal ini sungguh membuat saya pribadi terpukau akan toleransi keberagaman di bumi Melayu ini, sikap saling menghargai dan menerima perbedaan secara damai sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat.

Indonesia bagaikan miniatur dunia karena mempunyai beragam suku dan kebudayaan, tidak hanya itu berbagai karya anak bangsa dan beragam kesenian yang menjadi identitas Sumatera Utara turut menjadi pelangi bagi provinsi ini.Tetapi, dari semua keanekaragaman agama, suku, bahasa, ras, kesenian dan segala keberagaman yang menjadi wajah dari Indonesia , seluruh masyarakat Indonesia tetap menjunjung tinggi perdamaian dan sikap saling toleransi antar satu dengan yang lain. Dalam al-Quran juga menjelaskan dengan beberapa ayat-ayat yang mengisyaratkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kedamaian. Karena sejatinya, di dalam kehidupan tidak ada yang lebih tinggi selain toleransi dan perdamaian antarmanusia.

"Yang Bukan Saudaramu dalam Iman, Adalah Saudaramu dalam Kemanusiaan"

 (Ali Bin Abi Thalib) 

Ini cara saya untuk merawat kebersamaan, toleransi, dan keberagaman. Bagaimana cara kamu? Kabarkan/sebarkan pesan baik untuk MERAWAT kebersamaan, toleransi, dan keberagaman kamu dengan mengikuti lomba “Indonesia Baik” yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini https://indonesiabaik.kbr.id/yuk-ikut-lomba-konten-baik-tentang-keberagaman/








Referensi : 

https://disdukcapil.langkatkab.go.id/menyambut-hari-jadi-kab-langkat-ke-269-tahun-2019-disdukcapil-adakan-sayembara-pakaian-adat-etnis/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Madras, Little India-nya Kota Medan yang Berpayung Toleransi